Pasukan Denjaka korps marinir TNI AL |
Minggu siang ini, 22 Mei 2011, upacara
penyambutan kedatangan Satuan Tugas Pembebasan Sandera Kapal Sinar
Kudus akan digelar di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil),
Jakarta Utara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menerima
kedatangan pasukan TNI yang telah sebulan lebih bertugas ke perairan
Somalia itu.
Tuntas sudah tugas mereka
melakukan operasi pembebasan sandera kapal kargo Sinar Kudus. Namun,
sejumlah cerita di balik operasi pembebasan sandera melawan para bajak
laut Somalia masih tersisa. Salah satunya soal rencana Satgas menduduki
Pantai Ceel Dhahanaan (El Dhanan), Somalia, saat Sinar Kudus masih
dikuasai perompak. Pemerintah Somalia rupanya mendukung penuh rencana
itu.
Kepada Tempo, Duta Besar Somalia
untuk Indonesia Mohamud Olow Barow menyatakan pihaknya tak berkeberatan
dengan rencana pasukan TNI menduduki Pantai El Dhanan, saat melakukan
operasi pembebasan kapal Sinar Kudus bulan lalu. "Kami setuju. Siapa pun
yang mau melawan kelompok bajak laut, kami 100 persen persilakan,"
ujarnya, Jumat lalu, 20 Mei 2011.
Meskipun, ia belum diberi tahu
Pemerintah Indonesia soal niat menduduki El Dhanan sebagai bagian dari
strategi Satgas merebut kapal Sinar Kudus. Dukungan penuh ini diberikan
karena Indonesia adalah sesama negara dengan mayoritas penduduk muslim,
sama seperti Somalia. Saat Sinar Kudus masih dikuasai perompak, Barow
memang selalu menunjukkan dukungannya pada pelaksanaan operasi militer.
"Di laut maupun di darat, kami izinkan," ucapnya.
Ia juga sempat menunjukkan
kegemasannya karena mafia perompak di perairan negaranya semakin marak
saja. Bahkan, penyandang dana aksi para pembajak ditengarai berasal dari
luar Somalia. Warga Somalia hanya jadi pelaksana di lapangan. "Somalia
cuma tempat parkir, pemiliknya internasional," tuturnya di kantornya,
Kedutaan Besar Somalia, di Jakarta, 15 Maret lalu.
Ketika itu, karena khawatir pada
keselamatan awak Sinar Kudus, pemerintah belum berterus terang soal
rencana pembebasan kapal kargo tersebut. Staf Khusus Presiden Bidang
Hubungan Internasional Teuku Faizasyah bahkan pernah berucap bahwa
pernyataan Pemerintah Somalia, yang mengizinkan Indonesia mengirim
pasukan untuk membebaskan sandera awak kapal Sinar Kudus, tak banyak
berarti. Sebab, pemerintah di sana memang tidak memegang kekuasaan atas
seluruh wilayahnya.
"Pemerintah Somalia bisa memberi
statement (pernyataan) apa saja, tapi adalah fakta bahwa mereka tidak
menguasai negaranya sendiri," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan,
beberapa waktu lalu.
Seperti diberitakan
Tempointeraktif.com dan Koran Tempo pekan lalu, Satuan Tugas “Merah
Putih” --nama satuan operasi pembebasan sandera Sinar Kudus-- ternyata
menyiapkan strategi khusus saat menggelar operasi di Somalia itu.
Strategi itu adalah menduduki Pantai El Dhanan, Somalia, yang menjadi
basis para perompak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kabarnya
menyetujui bahkan memerintahkan langkah menduduki pantai yang hanya
berjarak 500-600 meter dari kampung para perompak itu.
“Untuk mencegah bantuan dari
darat pada saat melakukan penindakan, duduki pantai El Dhanan,” kata
Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal (Mar) Alfan Baharudin
kepada Tempo. Presiden oke dengan strategi itu saat Alfan mamaparkan
strategi operasi pembebasan sandera di Istana Cipanas, 16 April 2011.
Alfan, yang juga ditunjuk
sebagai Komandan Satgas “Merah Putih” ini beralasan, El Dhanan memiliki
posisi yang strategis untuk mencegah perompak mengerahkan bala bantuan
saat kapal Sinar Kudus disergap pasukan TNI. Sebab, jarak kapal Sinar
Kudus ketika lego jangkar hanya sekitar 3,5 Nautical Mile saja dari
bibir pantai El Dhanan. “Ini sangat dekat untuk mengerahkan bantuan,”
ujar Alfan.
Selain menyetop bantuan, langkah
menduduki El Dhanan adalah taktik psywar alias "perang urat saraf"
menghadapi perompak. Apalagi jika mereka sampai menggunakan 20 awak
Sinar Kudus sebagai tameng hidup saat pasukan menyerang.
"Bodoh-bodohnya begini, elu mau
bunuh 20 orang Indonesia di kapal? Gue habisin nih satu kampung, ada
anak-istri elu di situ. Saya yakin dia punya rasa kemanusiaan, ada rasa
takut," kata Alfan. "Saya ambil (cara) psikologis itu. Kami akan punya
posisi tawar sangat tinggi bila El Dhanan diduduki," ujarnya.
Posting Komentar